Itik
Talang Benih, Prospek Unggulan Peternakan
Di
Provinsi Bengkulu
Tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui tentang
jenis itik yang satu ini, Itik Talang Benih. Mendengar dari istilah katanya,
itik ini berasal dari daerah Kelurahan
Talang Benih Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Asal muasal
ternak ini adalah persilangan antara itik Jawa dengan itik lokal yang ada di
daerah Talang Benih dan sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu dan beradaptasi
dengan baik di lingkungan tempat hidupnya.
Ilustrasi:Kompas.com |
Dilihat
dari wilayah sebaran itik ini, banyak berada di Kabupaten Rejang Lebong
Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kepahiang dan Kota Bengkulu Provinsi
Bengkulu. Masyarakat Bengkulu sekarang bisa berbangga hati, karena pada tanggal
10 Agustus 2012 melalui Kementerian Pertanian dalam hal ini Direktorat
Perbibitan Ternak, telah menetapkan Itik Talang Benih sebagai salah satu Rumpun
Ternak Indonesia berdasar Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
2836/Kpts/LB.430/8/2012 tentang Penetapan Rumpun Itik Talang Benih. Di dalam
surat keputusan tersebut salah satunya disebutkan bahwa Itik Talang Benih
sebagai salah satu rumpin itik lokal Indonesia dan sebagai kekayaan sumber daya
genetik ternak lokal Indonesia, harus dilindungi dan dilestarikan. Sebagaimana telah
diketahui Sumber Daya Genetik Hewan sesuai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 48 Tahun 2011 tentang Sumber
Daya Genetik Hewan Dan Perbibitan Ternak, yang disebut dengan Sumber daya
genetik hewan yang selanjutnya disebut SDG Hewan adalah hewan atau material
genetiknya, tetapi tidak termasuk ikan atau material genetiknya, yang
mengandung unit-unit yang berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan, baik yang
bernilai aktual maupun potensial, yang dapat dipergunakan untuk menciptakan rumpun
atau galur baru.
Masih
berdasar PP Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2011, selanjutnya yang disebut
dengan SDG Hewan lokal adalah SDG Hewan hasil persilangan atau introduksi yang
telah beradaptasi dan berkembangbiak pada lingkungannya. SDG Hewan introduksi
adalah SDG Hewan yang dimasukkan dari luar negeri, baik yang sudah maupun yang
belum terbukti dapat beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia.
Beberapa
karakter yang bisa kita lihat dan dimiliki oleh Itik Talang Benih antara lain
terdiri dari sifat kualitatif dan kuantitatif. Sifat kualitatif itik dewasa bisa
dilihat dari 1). postur tubuh pendek, tidak terlalu tegak, membentuk sudut 45
derajat. 2). Warna kepala sampai leher pada jantan : putih sampai cokelat,
sedangkan yang betina : cokelat kehitaman. Warna dada pada jantan : putih, pada
betina : cokelat sampai putih. Warna badan pada jantan : abu-abu, betina :
brajangan hitam sampai brajangan cokelat. Warna ekor pada jantan : hitam sampai
hitam kekuningan, sedangkan betina : cokelat brajangan hitam, hitam sampai
hitam kekuningan. Warna kaki pada jantan : merah, pada betina : hitam, hitam
kekuningan, merah, kuning. Warna paruh pada jantan : hijau sampai hitam, pada
betina : hitam, cokelat kekuningan, kuning sampai hijau. Warna sayap pada
jantan : hitam mengkilap, pada betina hitam, cokelat, putih, sampai hitam
kekuningan. Sifat kuantitatif itik dewasa yang dimiliki antara lain : 1). Bobot
badan jantan : 1,8 ± 0,2 kg, betina : 1,6 ± 0,2 kg. 2). Produksi telur 200-250
butir per tahun. 3). Puncak produksi telur 90%. 4). Bobot telur 72,5 ± 2,6
gram. Sifat reproduksi antara lain : 1). Umur dewasa kelamin : 6,5 ± 1,6 bulan.
2). Lama produksi telur : 2,5 – 3 tahun.
Kita
semua patut berharap dengan adanya penetapan rumpun Itik Talang Benih ini akan
bisa menjadi tambahan kekayaan bagi bangsa Indonesia di bidang peternakan dan
menjadi sumber daya genetik ternak lokal
kita. Dengan ini juga kita berharap produksi telur maupun daging lokal bisa
kita penuhi melalui diversifikasi pangan tanpa meggantungkan konsumsi salah satu
daging yang relatif mahal harganya. Itik Talang Benih juga harus terus
disosialisasikan pada masyarakat Indonesia dan jangan sampai diambil hak
patennya oleh negara luar.(str/admin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar